Wednesday, February 17, 2010

PERUBAHAN BESAR

Apa
yang menghalangi kita
untuk meraih perubahan
besar? Betul, “tidak
adanya tindakan untuk
berubah. ” Jika Anda
ingin berubah, maka Anda
harus mengambil
tindakan yang bisa
mengubah diri Anda.
Tindakan yang pertama
ialah belajar. Belajar
adalah satu-satunya cara
untuk meningkatkan
kualitas diri Anda.
Belajarlah yang membuat
Anda berubah, dari tidak
bisa menjadi bisa
ibaratnya belajar
mengendarai mobil.
Tindakan kedua adalah
tindakan utama, yaitu
tindakan untuk meraih
apa yang ingin Anda
lakukan atau miliki. Kini
saatnya Anda
mengendarai mobil
menuju tujuan.
“Saya sudah tahu….
jika memang ingin
berubah harus
bertindak. ” Lalu kenapa
belum bertindak juga?
Banyak hal yang
membuat kita tidak mau
bertindak, salah satunya
ialah tidak percaya diri.
Merasa diri tidak akan
mampu, tidak akan bisa,
tidak akan cukup baik,
akan gagal, dan akan
mengecewakan. Kadang
muncul imajinasi akan
kegagalan kita dimasa
depan sehingga membuat
kita tidak jadi bertindak.
Akhirnya muncul berbagai
pembenaran dan alasan.
“ Saya sudah puas
dengan kondisi saat ini.”
“Saya tidak mau yang
muluk-muluk.” dan
berbagai alasan serta
pembenaran lainnya.
Jika sikap ini terus kita
pelihara, kita tidak akan
pernah mengalami
perubahan besar dalam
hidup Anda. Untuk
mengalami perubahan
besar Anda perlu
bertindak dan hanya
orang yang percaya diri
yang bisa bertindak. Anda
tidak bisa mengatakan
bahwa Anda sudah
percaya diri. Percaya diri
bisa dibuktikan, dan
buktinya ialah apa yang
Anda capai dan miliki saat
ini. Itu adalah ukuran
kepercayaan diri Anda.
Jadi, jika Anda ingin
menuju perubahan besar.
Ingin mendapatkan lebih
banyak. Ingin mencapai
tujuan-tujuan besar
Anda, maka tingkatkan
kepercayaan diri Anda.
Kepercayaan diri Anda
meningkat, maka
tindakan Anda akan
meningkat pula dari segi
kualitas dan kuantitas.
Jika tindakan meningkat,
maka wajarlah jika
hasilnya meningkat pula.
Jangan mimpi memiliki
penghasilan yang
meningkat tanpa
meningkatkan tindakan
Anda. Dan jangan mimpi
akan meningkat tindakan
Anda jika masih dibatasi
oleh rendah diri Anda.
Percaya Dirilah! Klik disini.
Berani Mengambil
Resiko
15 days ago
The future belongs to the
risk takers, not the
security seekers. The
more you seek security,
the less of it you will have
and the more you pursue
opportunity, the more
security you will achieve.
~Brian Tracy.
Masa depan dimiliki oleh
para pengambil resiko,
bukan pencari keamanan.
Semakin Anda mencari
keamanan, justru akan
semakin sedikiti
keamanan yang Anda
miliki dan semakin
mengejar peluang,
semakin banyak
keamanan yang akan
Anda raih. Dari Brian
Tracy.
Saya setuju dengan Brian
Tracy, bahwa masa
depan adalah milik
mereka yang berani
mengambil resiko. Hanya
orang yang berani
mengambil resiko akan
mencapai hal yang besar.
Semakin besar resiko
yang diambil, akan
semakin besar hasil yang
menanti. Resiko kecil,
atau yang disebut dengan
“ keamanan”
menjanjikan hasil yang
kecil juga. Hukum resiko
dan imbalan sudah seperti
itu.
Tapi tetap harus
perhitungan bukan?
Yah, tentu saja. Kita
perhitungkan sebelum
bertindak. Kita lihat
resikonya. Kita bisa
menerima resikonya? Jika
bisa maka, ambil tindakan.
Apakah resikonya bisa
diantisipasi? Maka ambil
tindakan. Bukan seperti
orang yang hanya
mencari pembenaran
untuk tidak mengambil
resiko, mereka
mengatakan beresiko
sambil diam tidak
bertindak. Perhitungkan
resikonya, kemudian
tetaplah ambil tindakan
untuk mengambil resiko.
Itu baru namanya risk
taker.
Cari yang tidak ada
resiko? Sampai kapan?
Memang ada usaha tanpa
resiko? Selalu ada. Tidak
ada yang namanya
“ yang pasti-pasti
saja”, “yang jelas-
jelas saja”, dan “yang
biasa berhasil”. Zaman
terus berubah, yang dulu
kita anggap aman, tidak
akan terjadi selamanya.
Yang dulu menghasilkan,
belum tentu nanti akan
menghasilkan lagi. Kata
siapa bekerja di
perusahaan aman? Kata
siapa nabung di deposito
aman? Mungkin resikonya
kecil, tetapi hasilnya kecil.
Bagaimana jika….
Bagaimana jika saya
gagal dan tidak bisa
bangkit lagi?
Bagaimana jika saya tidak
bisa membayar utang?
Bagaimana jika saya
gagal terus menerus?
Jika Anda gagal, bangkit
lagi, coba lagi. Jika Anda
tidak punya uang, maka
cari uang lagi. Jika Anda
gagal terus, artinya Anda
tidak pernah belajar. Jika
kita terjebak dengan
bagaimana jika,
bagaimana jika, dan
seterusnya, kita tidak
akan pernah bertindak,
sebab hanya hal negatif
yang akan datang ke
pikiran kita.
Memang, ada cara untuk
mengurangi resiko. Dan ini
yang harus Anda lakukan.
Yaitu, tingkatkan
kualitas, kapasitas, dan
ilmu Anda sebelum
bertindak. Jangan hanya
mengatakan beresiko,
tetapi Anda diam saja.
Belajarlah, take action!
Memaafkan Diri Sendiri
20 days ago
Anda pernah membuat
kesalahan? Yah, semua
orang pernah membuat
kesalahan. Kita bukan
malaikat yang selalu
benar, kesalahan adalah
hal yang manusiawi. Dari
kesalahan kita bisa
memetik hikmah, namun
tidak sedikit orang yang
menjadi terpuruk karena
kesalahan di masa lalu
yang menimpanya. Hilang
semangat dan merasa
tidak berdaya. Inilah
kenapa kita perlu
memaafkan kesalahan
yang sudah kita lakukan.
Banyak orang yang tidak
memperdulikan kesalahan
diri sendiri. Padahal saat
kesalahan kita
membekas, memberikan
pengaruh besar kepada
kehidupan Anda, atau
berakibat fatal,
kesalahan ini bisa
mempengaruhi kehidupan
Anda secara keseluruhan.
Secara tidak sadar
pikiran bawah sadar kita
mengatakan bahwa kita
adalah orang yang salah,
tidak becus, tidak
berdaya, dan berbagai
pikiran negatif lainnya.
Pikiran negatif terhadap
diri sendiri akan
menyebabkan kita
rendah diri. Seperti
dijelaskan dalam Video
The Confidence Secret
(percaya diri), rendah diri
bila dibiarkan akan
seperti bola salju,
semakin lama semakin
membesar. Saat rendah
diri sudah menggunung,
Anda sudah merasa tidak
bisa apa-apa lagi
sehingga tidak ada usaha
memperbaiki diri sendiri.
Ini gawat!
Kesalahan-kesalahan
masa lalu bisa membuat
diri kita menyesal. Marah
pada diri sendiri. Hal ini
akan menyebabkan
sebuah luka, luka
emosional pada diri
sendiri. Saat kita memiliki
luka, kita akan melakukan
usaha ekstra melindungi
bagian yang terluka,
sebab luka diatas luka itu
lebih menyakitkan.
Perlindungan ekstra ini
seringkali menjadikan diri
kita menjadi penakut dan
mudah tersinggung.
Akhirnya emosi negatiflah
yang selalu mengiringi
kita.
Rendah diri dan emosi
negatif adalah tidak baik
bagi kehidupan kita. Kita
tidak lagi memiliki
motivasi, kebahagiaan,
dan pencapaian-
pencapaian yang tinggi.
Oleh karena itu, untuk
menghindarinya ialah
dengan memaafkan
kesalahan-kesalahan
yang telah Anda lakukan.
Tentu saja setelah
meminta maaf kepada
orang lain jika terlibat
dan memohon ampun
kepada Allah SWT jika
kesalahan Anda juga
berdosa.
Tentu saja, kita perlu
menghindari kesalahan.
Namun sebagai manusia
kesalahan selalu saja
terjadi. Tidak apa-apa,
yang penting ialah kita
segera memperbaiki
kesalahan kita dan
perbaikan akan berjalan
efektif jika kita telah
memaafkan kesalahan
kita. Mencoba
memperbaiki kesalahan,
sementara Anda berada
dalam kondisi rendah diri
dan mengutuk diri sendiri,
perbaikan itu tidak akan
memberikan hasil yang
optimal, bahkan bisa saja
sama sekali tidak berhasil.
Langkah-langkah
memaafkan diri sendiri
1. Fahami bahwa
memaafkan berbeda
dengan melupakan.
Sebuah peristiwa yang
melibatkan emosi sulit
untuk dilupakan, tetapi
bisa dimaafkan.
2. Terimalah bahwa Anda
melakukan kesalahan.
Ini manusiawi.
Katakanlah “Meskipu
saya melakukan
kesalahan, namun saya
menerima diri saya
seutuhnya. ”
3. Mintalah maaf kepada
orang lain yang terlibat
Dimaafkan atau tidak,
yang penting Anda
sudah minta maaf.
4. Mintalah ampun kepad
Allah SWT jika
kesalahan Anda berupa
dosa.
5. Sekarang…
maafkanlah diri Anda.
Katakan saja “Saya
memaafkan diri saya
seutuhnya. ”
Katakanlah berulang-
ulang dengan penuh
konsentrasi, silahkan
katakan di dalam hati
saja, namun harus
diikuti dengan
kesungguhan. Allah SW
Maha Pengampun,
kenapa kita tidak mau
memaafkan diri
sendiri ?”
6. Ambillah hikmah dari
kesalahan Anda.
Bersyukurlah bahwa
Anda sudah
mendapatkan hikmah
yang berharga.
Cobalah untuk
memaafkan diri sendiri,
Anda akan hidup lebih
ringan, lebih bahagia, dan
lebih bersemangat. Insya
Allah.
Bersabarlah Dalam
Memahami
20 days ago
Dalam memahami sesuatu,
kita memerlukan sebuah
kesabaran. Jangan terlalu
cepat mengambil
kesimpulan atau
mengabaikannya. Terlalu
cepat mengambil
kesimpulan bisa
menjadikan kesimpulan
kita salah. Jika kita terlalu
cepat mengabaikan, kita
tidak akan mendapatkan
apa-apa. Mungkin,
perilaku ini tidak
merugikan kita, tetapi
kita bisa melewatkan
peluang yang bisa jadi
ada di hadapan kita.
Peluang bisnis, peluang
kerja, dan setidaknya
mendapatkan peluang
mendapatkan ilmu atau
pemahaman baru.
Jika kita belajar kepada
Einstein, dia mengaku
kalau dia tidak pintar-
pintar banget, dia hanya
lebih lama dalam
memikirkan masalah.
Sebagaimana dia
katakan:
It’s not that I’m so
smart, it’s just that I
stay with problems
longer.
Dengan berpikir lebih
lama, maka kita akan
memiliki pemahaman yang
lebih mendalam. Kita akan
mendapatkan ilmu dan
kebijakan yang lebih baik.
Bisa jadi kita akan
menemukan ide atau
peluang yang akan
bermanfaat bagi
kehidupan kita. Dan, hal ini
tidak akan kita dapatkan
jika kita terlalu cepat
mengambil kesimpulan
atau langsung
mengabaikan apa yang
tidak kita pahami.
Jika sesuatu yang kita
baca, kita perhatikan,
atau masalah yang kita
hadapi begitu sulit untuk
kita hadapi, bisa jadi yang
menjadi masalah ada
pada diri kita. Artinya kita
perlu meningkatkan
wawasan dan ilmu kita
agar bisa memahami apa
yang ada di hadapan kita.
Ingatlah waktu kita
sekolah, saat kita
menemukan soal yang
sulit, langkah yang
terbaik adalah belajar lagi
sampai kita bisa
mengerjakan soal
tersebut. Bukan malah
memarahi guru dan
menyuruhnya membuat
soal yang lebih mudah.
Sering kali orang berkata,
“ Nggak ngerti ah….”
sambil langsung
mengabaikan apa yang
dia baca. Ini lebih mending,
dibanding orang yang
marah-marah atau
mengeluh karena tidak
mengerti. Yang benar
adalah, cobalah
memahami lebih lama.
Sabarlah sampai Anda
paham. Jika sudah lama
Anda tidak paham juga,
maka carilah referensi
agar kita memahaminya.
Bertanya, membaca buku,
atau melakukan
penelitian. Namun, yang
saya alami, sering kali
hanya dengan berpikir
lebih lama, kita akan
mendapatkan
pemahaman yang lebih
baik.
Kesabaran dalam
memahami adalah salah
satu kunci sukses belajar.
Bersabarlah…
Baca juga (jika belum):
Einstein: Saya Tidak
Pintar-pintar Amat
Percepatan Sukses
20 days ago
Maukah Anda meraih
sukses lebih cepat? Yah,
banyak orang yang mau.
Terbukti banyak yang
mencoba menggunakan
berbagai cara instan yang
tidak rasional, mulai
dengan menggunakan
mbah dukun sampai
mencoba peluang-
peluang bisnis yang
menjanjikan sukses
intant. Adakah cara
mempercepat sukses
yang benar? Temukan
jawabannya.
Jawabannya tentu saja
ada. Tapi bukan seperti
yang dijelaskan diatas.
Saya tidak akan
menunjukan cara aneh
atau menawarkan
peluang atau skema
cepat kaya. Bukan seperti
itu! Ada dua prinsip yang
bisa Anda lakukan untuk
mempercepat sukses
bisnis Anda. Kedua prinsip
ini masuk akal bisa
dilakukan oleh semua
orang.
Prinsip Pertama: Jangan
menggunakan waktu
Anda untuk hal-hal yang
tidak perlu. Fokuslah
menggunakan waktu
Anda hanya untuk hal-hal
penting dalam meraih
sukses Anda. Sering kali
kita banyak melakukan
sesuatu yang sebenarnya
tidak perlu kita lakukan
sehingga menghabiskan
waktu yang berharga.
Caranya ialah dengan
belajar cara meraih
sesuatu yang benar.
Belajarlah kepada
ahlinya. Ikuti pelatihan,
seminar, baca buku,
tonton video, dan produk
informasi lainnya
sehingga Anda
mengetahui apa yang
harus Anda lakukan untuk
meraih impian Anda. Jika
Anda hanya “meraba-
raba”, bisa saja Anda
melakukan banyak hal
yang tidak perlu.
Prinsip Kedua: Gunakan
daya ungkit. Jika Anda
menuju ke sebuah tempat
hanya berjalan kaki,
tentu akan jauh lebih
lambat dibanding jika
Anda menggunakan
kendaraan. Motor atau
mobil. Dalam hal ini,
kendaraan Anda adalah
daya ungkit yang
mempercepat perjalanan
Anda.
Begitu juga dalam meraih
sukses lainnya. Ada
banyak daya ungkit yang
bisa kita gunakan untuk
mempercepat meraih
sukses. Ini bukan masalah
menjual mimpi, ini hanya
mempercepat proses
Anda seperti
mempercepat perjalanan
Anda dengan
menggunakan kendaraan.
Jadi Anda harus
menemukan
“ kendaraan” untuk
bisnis Anda dan
menggunakannya.
Bagaimana cara
menemukan kendaraan
tersebut? Sekali lagi
dengan belajar. Belajar
kepada orang lain
bagaimana mereka
mempercepat usaha
mereka. Belajar dengan
membaca buku, menonton
video, mengikuti seminar,
pelatihan, dan berbagai
produk pendidikan
lainnya.
Dari kedua prinsip diatas,
keduanya bermuara
kepada satu titik, yaitu
BELAJAR. Dengan
belajarlah Anda bisa
mempercepat sukses
Anda, bukan pergi ke
embah dukun atau
mengikuti berbagai
penawaran cepat kaya.
Belajarlah untuk fokus
dan gunakan daya ungkit.
Berpikir Sebelum
Bertindak
20 days ago
Yanti sedang berjalan di
sebuah lorong di kampus
tempat dia kuliah. Saat itu
suasana cukup rame
karena bertepatan
dengan jam masuk kelas.
Tiba-tiba, ada yang
menepuk dia dari
belakang. Kontan saja,
Yanti yang sedang
melamun kaget bukan
kepalang. Dia
memalingkan tubuhnya
untuk mencari siapa
orang yang menepuk
dirinya.
Saat dia membalikkan
badan, ada seorang pria
di belakangnya. Pria
tersebut sedang menoleh
ke arah lain. “Kurang
ajar, tidak sopan nich
cowok. ” Pikir Yanti,
sambil langsung
menampar pria tersebut.
“Aduh, ada apa ini?”
kata si pria yang kaget
tiba-tiba mendapatkan
serangan mendadak.
“Pura-pura bodoh lagi,
emangnya saya cewek
murahan ?” teriak Yanti.
Kontan saja teriakan itu
menarik perhatian orang-
orang di sekitarnya.
Sementara si pria
bengong.
“Apa yang saya
lakukan?” kata si pria.
“Masih belum ngaku,
kamu? Bukannya minta
maaf !” teriak Yanti
tanpa memperdulikan
orang-orang yang sudah
mengerumuninya.
“Suer, saya nggak tau.
Saya salah apa?” tanya
si pria.
“Dimana ada maling
ngaku.” kata yanti tetap
dengan nada tinggi.
Salah seorang dari orang-
orang yang melihat
bertanya kepada Yanti,
“ Memang apa yang dia
lakukan?”
“Tanya saja sama dia!”
kata Yanti.
“Dia nggak mau ngaku,
kamu aja yang bilang.”
kata orang tadi.
“Dia mencolek saya, tapi
dia tidak mau mengaku.”
tanya Yanti dengan nada
galak.
“Hah? Kapan?” tanya
pria tadi terlihat kaget.
“Tuh kan, tidak mau
ngaku!” kata Yanti
sambil cemberut.
“OK, kalau memang saya
mencolek kamu, siapa
saksinya ?” tanya si pria
mulai membela diri.
Yanti melihat ke sekeliling
mencari yang melihat
kejadian tersebut, tetapi
tidak seorang pun bicara.
Yanti kesal karena tidak
ada yang mendukungnya.
“Baiklah, kamu menang
sekarang! Tapi awas,
kamu jangan dekat-dekat
saya lagi. ”, ancam Yanti.
“Bagus sekali, karena
saya juga tidak mau
ditampar sama kamu.”
kata si pria sambil
langsung pergi.
Kerumunan orang pun
bubar.
Keesokan harinya, Yanti
bertemu dengan
sahabatnya Susi.
“Yan, kemarin ribut-
ribut apa?” tanya Susi.
“Saya tampar cowok
karena dia mencolek
saya. ” jawab Yanti.
“Dimana?” lanjut Susi
menyelidik.
“Itu di lorong dekat
kelas, pas mau jam
pelajaran. Dia menepuk
pundak saya. ” Yanti
menjelaskan
peristiwanya.
“Astaghfirullah….”
kata Susi kaget dan
terdiam sebentar dengan
wajah merasa bersalah.
Melihat sahabatnya
seperti itu, Yanti agak
kaget.
“Kenapa Sus?” tanya
Yanti.
“Sus…. yang menepuk
kamu itu saya. Bukan
cowok yang kamu
tampar. Saya ngerjain
kamu, saya tepuk kamu
kemudian langsung
sembunyi dan lari. Saya
tidak tahu akan berakibat
seperti itu. ” jelas Susi
dengan wajah takut.
Yanti pun terdiam.
Saat Mimpi Sulit
Terwujud
20 days ago
Tanya: Saya telah banyak
membaca buku-buku
motivasi, bahkan saya tak
jarang diundang mengisi
forum-forum semacam
itu. Saya sendiri telah
memiliki mimpi-mimpi yang
besar. Sehingga oleh
beberapa saudara (saya
memiliki keluarga besar)
saya disebut sebagai
“ pemimpi”. Terhadap
mimpi-mimpi saya itu,
saya memiliki keyakinan
sangat besar & kuat.
Namun mengapa masih
juga terasa sulit, mimpi-
mimpi itu terwujud? Apa
yang salah dengan mimpi
dan keyakinan saya?
Mohon nasehat pak
Rahmat, jazakumullah
khairan katsiira.
[Seseorang via email]
Sahabatku, terima kasih
telah bertanya.
Jika dibaca dari email
Anda, saya melihat
sebenarnya keyakinan
Anda akan mimpi Anda
belum benar-benar yakin.
Secara lisan Anda
mengatakan bahwa Anda
meyakininya, namun jauh
di dalam lubuh hati, masih
belum yakin bahwa mimpi
Anda akan tercapai. Hal ini
bisa dilihat dari apa yang
Anda katakan:
Namun mengapa masih
juga terasa sulit,
mimpi-mimpi itu
terwujud?
Pertanyaan tersebut,
tidak akan pernah keluar
dari seseorang yang
yakin akan mimpinya.
Pertanyaan tersebut
jelas menggambarkan
bahwa Anda belum yakin,
setidaknya belum 100%
yakin bahwa mimpi Anda
akan terwujud. Ini adalah
penyebab utamanya,
bahwa Anda belum yakin
100%. Jadi solusinya
adalah dengan
meningkatkan keyakinan
Anda.
Apa yang menjadi
masalah? Apakah mimpi
atau keyakinan Anda?
Bisa jadi keduanya.
Ada tiga unsur yang bisa
mempengaruhi kayakinan
Anda:
1. Mimpi itu sendiri. Apaka
mimpi Anda bisa dicapai
Orang mengatakan
mimpi yang
“ ketinggian” malah
akan menghilangkan
keyakinan Anda. Apaka
mimpi Anda ketinggian?
Tidak ada ukuran pasti
apakah mimpi itu
ketinggian atau tidak.
Tinggi tidak sebuah
mimpi itu relatif
terhadap orangnya.
Bisa saja, bagi
seseorang terlalu tingg
tetapi bagi orang lain
tidak. Saat Anda
menemukan mimpi
“ yang terlalu tinggi”
bisa jadi yang
bermasalah bukan pad
mimpi, tetapi pada diri
Anda yang “terlalu
rendah” dibandingkan
mimpi Anda. Ini adalah
faktor kedua.
2. Kepercayaan Diri.
Mungkin saja, Anda
sendiri yang
menganggap diri Anda
terlalu rendah
dibandingkan mimpi
Anda. Yah, istilahnya
adalah tidak percaya
diri. Solusinya ialah And
harus meningkatkan
rasa percaya diri Anda
juga meningkatkan
kualitas diri dengan
cara belajar dan
mencoba.
3. Kemungkinan ketiga
ialah saat Anda masih
gelap melihat jalan
menuju impian Anda.
Anda percaya diri, Anda
yakin impian Anda bisa
dicapai, hanya saja
Anda tidak tahu
bagaimana cara
mencapainya. Solusiny
dengan cara belajar da
mencoba. Jika perlu
belajar kepada orang
yang sudah berhasil
baik langsung maupun
via ebook, buku,
seminar, dan
sebagainya. Bisa juga
Anda memiliki seorang
mentor. Intinya, saat
Anda tidak bisa ada dua
hal yang bisa Anda
lakukan: belajar dan
minta bantuan.
Mudah-mudahan bisa
menjawab pertanyaan
Anda.
Istighfarlah
21 days ago
“Maka aku katakan
kepada mereka,
Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, Sesungguhnya,
Dia adalah Maha
Pengampun, niscaya Dia
akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat
dan menambahkan
banyak harta dan anak-
anakmu serta
mengadakan untukmu
kebun-kebun dan
mengadakan (pula
didalamnya untukmu
sungai-sungai ” (QS. Nuh :
10-12)
Istighfar
28 days ago
Rasulullah Saw
bersabda, ”Barangsiapa
memperbanyak istighfar
maka Allah akan
membebaskannya dari
kedukaan dan
memberinya jalan ke luar
bagi kesempitannya dan
memberinya rezeki dari
arah yang tidak diduga-
duganya. ” (HR. Abu
Dawud)
Menyambut Lowongan
Kerja
38 days ago
Tidak bisa dipungkiri, data
menunjukan bahwa
angka pengangguran
semakin tinggi sehingga
peluang kerja semakin
sedikit. Ada beberapa
solusi yang bisa kita
lakukan dalam
menghadapi masalah ini,
salah satunya ialah
dengan mendorong dunia
usaha seperti yang
selama ini saya lakukan.
Namun, bukan berarti
tidak boleh bekerja,
silahkan saja dan artikel
ini adalah tip bagi Anda
untuk memenangkan
persaingan kerja.
Jika kita melihat media,
lowongan kerja masih
ada. Artinya masih ada
peluang kerja bagi Anda
jika memang itu tujuan
Anda. Hanya seja untuk
mendapatkannya
diperlukan usaha keras
karena akan bersaingan
dengan banyak orang
sementara peluang kerja
yang ada sedikit. Anda
harus menang jika ingin
mendapatkan kerja.
Jika meminjam istilah pak
Mario Teguh, jika Anda
ingin mendapatkan
sesuatu, maka Anda
harus “memantaskan
diri” untuk
mendapatkannya. Namun
tidak cukup sampai
memantaskan diri, sebab
banyak orang lain juga
memiliki kepantasan
untuk mendapatkan
kerja yang Anda inginkan.
Jadi, Anda harus menjadi
orang yang paling pantas
mendapatkan peluang
tersebut.
Artinya, untuk
menyambut lowongan
kerja, Anda harus terus
meningkatkan kualitas
diri Anda. Anda harus
terus meningkatkan
kemampuan Anda jika
tidak mau kalah sama
orang lain. Apa saja
kemampuan yang perlu
Anda miliki?
Yang pertama ialah Anda
perlu mengasah
kemampuan utama atau
spesialisasi Anda. Anda
tidak perlu hebat di
segala bidang, karena itu
tidak mungkin. Cukup
hebat di satu bidang
spesialisasi Anda agar
Anda bisa fokus, sehingga
hasilnya optimal.
Yang kedua ialah
kemampuan pendukung.
Jika kita mencermati
iklan-iklan lowongan
kerja, hampir selalu,
diperlukan berbagai
kualitas pendukung.
Kualitas-kualitas
pendukung yang sering
kali diminta oleh pemberi
kerja diantaranya
Kemampuan bahasa
Inggris
Kemampuan
berkomunikasi dan
persuasif.
Memiliki motivasi tinggi,
proaktif, berpikir
terbuka, dan kreatif.
Bisa bekerja sama
(team work)
Kemampuan komputer
(pendukung mis. MS
Office) dan yang
spesifik dengan kerja
Anda.
Mampu bekerja dengan
target dan dalam
tekanan.
Percaya diri
Dan sebagainya.
Jadi, mulailah membuat
rencana pengembangan
diri Anda sehingga Anda
menjadi orang paling
pantas dalam bidang
Anda. Sebagai penutup
saya pernah mendengar
dari seorang pengelola
Head Hunter*, dia
mengatakan:
“ Sebenarnya lowongan
kerja itu masih banyak,
tetapi hanya untuk orang
yang memiliki kualifikasi
bagus. ”
*Catatan: Head Hunter
adalah orang yang
dibayar oleh perusahaan
tertentu untuk
mendapatkan tenaga
kerja. Artinya
perusahaan butuh
karyawan, sampai-
sampai mau membayar
head hunter untuk
mencarikannya. Tapi,
bukan karyawan
sembarangan.